Selasa, 01 September 2009

fakta, Data dan Informasi

TEKNOLOGI NUKLIR KOREA



DATA & INFORMASI

VIVAnews - Korea Utara (Korut) bersedia membuka dialog baru untuk meredam ketegangan terkait program senjata nuklir, Senin 27 Juli 2009.

Seperti dikutip AP, pernyataan tersebut disinyalir sebagai seruan untuk melakukan perundingan langsung dengan Amerika Serikat (AS).

Pernyataan dari Departemen Luar Negeri Korut yang mengungkapkan kerelaan rezim Korut untuk berunding merupakan sesuatu yang langka. Beberapa bulan belakangan, Korut memicu provokasi karena melakukan uji nuklir dan serangkaian peluncuran rudal. Pernyataan itu juga mengindikasikan bahwa Korut yang terisolasi dari dunia luar, merasa sudah saatnya melakukan negosiasi.

Korut juga kembali menegaskan tidak akan kembali ke perundingan mengenai nuklir oleh enam negara yang melibatkan China, Jepang, Korea Selatan dan Utara, Rusia, dan AS. Menurut Korut, perundingan itu hanya berupaya untuk melucuti dan melumpuhkan Korut.

Namun ditambahkan bahwa tidak ada bentuk spesifik dialog yang bisa digunakan untuk membahas situasi saat ini. Tidak ada keterangan detail dalam pernyataan tersebut terkait forma dialog.

Jumat pekan lalu, duta besar Korut untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa, Sin Son Ho, juga menunjukkan ketertarikan rezim Korut untuk melakukan negosiasi bilateral. Sin Son Ho mengatakan, negaranya tidak menentang sebuah dialog.

Sebelumnya, Korut menolak tawaran AS yang akan memberikan insentif sebagai timbal balik apabila Korut menghentikan program senjata nuklir, Kamis 23 Juli 2009. Korut mengatakan tidak akan pernah menukar keamanan dengan uang.

Seperti dikutip dari laman stasiun televisi Channel News Asia, komentar itu menyusul pernyataan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Hillary Clinton, yang menawarkan insentif atau tindakan balas dendam untuk mendorong Korut supaya menghentikan program nuklir mereka.

Korut menggambarkan perundingan enam negara terkait program nuklir Korut sudah mati dan mendesak AS untuk menghapus sikap permusuhan mereka. Korut juga menyebut Clinton tidak intelek dan seorang "perempuan aneh".

Lissa El & Meitha D

Clinton juga mendesak negara-negara di Asia untuk memperberat sanksi bagi Korea Utara. Dalam ASEAN Regional Forum (ARF) di Phuket, Thailand, hari ini, Clinton mengatakan, Korut harus mengakhiri aktivitas senjata nuklir. "Respon Korea Utara itu menjadi sikap yang lebih mengancam," kata Clinton kepada 26 negara anggota ARF.

Pada 16 Juli 2009, sesuai dengan resolusi 1874, Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa memberlakukan sanksi pada lima individu dan lima entitas dari Korut yang diketahui terlibat dalam aktivitas misil dan nuklir terlarang Korut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar